Kamis, 18 Februari 2010

Jual Alat Penjernih | Bahaya Minum Air Kotor

Air bersih menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan. Tubuh kita membutuhkan setidaknya 5-8 gelas atau 1,5 liter air perhari. Terpenuhinya kebutuhan air bersih, menjadikan hidup kita menjadi lebih baik.

Namun, tidak semua dari kita memiliki akses mudah untuk mendapatkan air bersih. Banyak daerah di berbagai belahan Nusantara, mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Menurut penelitian Bank Dunia (2006), dari 200 juta penduduk Indonesia, 104 juta orang diantaranya tidak memiliki akses terhadap air bersih.

Mereka akhirnya mengkonsumsi air tidak layak konsumsi. Akibatnya, banyak dari mereka yang harus terkena dampak buruk air tak layak konsumsi tersebut. Bank Dunia melaporkan (2009), air minum yang tercemar akan menewaskan sekitar 1,6 juta orang dalam setahun bila tidak ada upaya bersama untuk menyediakan air bersih. Lebih dari 4.000 orang meninggal setiap hari akibat penyakit yang bersumber dari air yang kotor.

Air kotor tidak layak konsumsi menimbulkan beberapa macam penyakit seperti gatal-gatal, diare, kolera, disentri, dan lai-lain. Seperti yang terjadi di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga. Sejak Oktober 2009, penyakit diare dan gatal-gatal mengancam puluhan ribu warga disana, yang sehari-hari mengkonsumsi air keruh dan kotor serta berbau yang bersumber dari bak penampungan Gunung Muncung.

Kesulitan air bersih berdampak pula pada aktivitas pendidikan warganya. Banyak pesantren yang kehilangan santrinya karena sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Anak-anak juga terpaksa harus meninggalkan bangku madrasah atau sekolah karena tiadanya air bersih. Intan misalnya. Seperti dilansir Okezone. com, warga Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kupang, NTT ini mengaku, kadang-kadang anaknya tepaksa harus bolos sekolah, karena tidak ada air untuk mandi. Krisis air bersih mulai melanda Kupang awal November 2009 lalu. Kondisi ini, membuat sebagian warga terpaksa mengkonsumsi air berkapur, atau membeli air seharga Rp125.000-Rp200.000 per tangki.

Tiadanya akses terhadap air bersih, ternyata juga berdampak secara ekonomi. Masyarakat terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk membelinya. Akhir Januari 2010 lalu, ratusan warga di Kampung Nelayan, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Bekasi, harus mengeluarkan biaya sedikitnya Rp 2.500 per jerigen untuk konsumsi sehari-hari. Padahal, dalam sehari membutuhkan sedikitnya dua jerigen. Itu pun hanya untuk minum dan memasak makanan.

Sumber : BWA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar